Iman Kepada Allah SWT

AGAMA Iman Kepada Allah SWT A. Pengertian iman Kepada Allah SWT Menurut pengertian bahasa, kata iman adalah percaya atau membenarkan. Menurut ilmu tauhid, iman berarti kepercayaan yang diyakini kebenarannya dalam hati, diikrarkan secar lisan, dan direalisasikan dalam perbuatan. Iman kepada Allah SWT adalah mempercayai atau meyakini akan adanya Allah SWT sebagai Tuhan Yang Maha Esa dengan segala kesempurnaan-Nya... kepercayaan tersebut diyakini dalam hati sanubari, diikrarkan dengan lisan, dan di buktikan dengan perbuatan amal saleh. Berdasarkan ayat-ayat al-qur’an dan hadits-hadits nabi, yang diperkuat oleh akal sehat, maka hukum beriman kepad Allah SWT itu adalah fardu’ain. Jika ada orang yang mengaku islam tetapi tidak percaya kepada Allah SWT, maka orang tersebut di anggap murtad (murtad). B. Sifat-Sifat Allah SWT Dalam Al-asmaul Husna 1. Pengertian Al-Asmaul Husna Menurut pengertian bahasa, Al-Asmaul Husna artinya nama-nama yang baik. Menurut Istilah ilmu tauhid, Al-Asmaul Husna ialah nama-nama yang baik hanya dimiliki oleh Allah SWT, sebagai bukti akan keagungan-Nya Allah SWT. Nama-nama Allah SWT yang termasuk Al-Asmaul Husna ada sembilan puluh sembilan nama. Hal ini sesuai dengan sabda Rasulullah SAW yang artinya “Alla itu mempunyai sembilan puluh sembilan nama. Barang siapa menghapalnya (dengan meyakini akan kebenarannya), ia masuk syurga. Sesungguhnya Allah itu Mahaganjil (tidak genap) dan senang sekali pada sesuatu yang ganjil”. 2. Penjelasan sepuluh sifat allah dalam Al-Asmaul Husna Sepuluh Sifat-sifat Allah dalam Al-asmaul Husna, antara lain : • Ar rahman (Yang maha pemurah) • Ar Rahim (yang maha Pengasih dan maha Penyayang) • Al-quddus (Yang maha Suci) • As-salam (Yang Maha Sejahtera ) • Al Mu’min (yang maha Memberikan Keamanan atau yang maha tepercaya) • Al-Adlu (yang maha adil dan sangat sempurna Keadhilan-nya) • Al-Gaffar (Yang maha pengampun) • Al-hakim (Yang maha BIjaksana) • Al-malik (Yang maha Merajai) • Al-hasib (yang maha Menjamin yakni memberikan jaminan kecukupan kepada seluruh hamba-Nya) C. Perilaku Orang beriman terhadap 10 Sifat allah SWTdalam Al-Asmaul Husna a. Berusaha selalu berbuat baik dan berkasih sayang b. Berusaha menjadi Mukmin yang bertakwa c. Memelihara kesucian diri d. Menjaga keselamatan diri dan orang lain e. Menjadi orang yang terpecayadan dapat memberikanrasa Aman kepada Sesama f. Berperilaku Adil g. Berusaha menjadi orang yang pemaaf h. Beperilaku Bijaksana i. Menjadi pemimpin yang baik Sebagai teladan maha luhur, sehingga ia berperilaku : • Menjalankan tugas kepemimpinannya atau kekuasaanya dengan niat ikhlas karena allah SWT, untuk memperoleh rida dan rahmat Allah. • Senantiasa berperilaku terpuji yang mendatangkan manfaat bagi dirinya dan orang-orang yang dipimpinnya, serta menjauhi perilaku tercela yang menyebabkan kerugian dan bencana. • Berusaha menjadi orang yang paling bermanfaat bagi orang banyak. j. Ber-Muhasabah (Introfeksi Diri)  Salbiyah : Sifat-sifat Allah SWT yang menolak atau meniadakan sifat-sifat yang tidak Sesuai dengan Allah SWT atau tidak mungkin dan tidak layak bagi-Nya. Sifat-sifat tersebut adalah : Qidam meniadakan sifat hudus, baqa meniadakan sifat fana, mukhalafatu lil hawadisi menolak sifat mumasalatu lil hawadisi, qiyamuhu binafsihi meniadakan sifat ihtiyaju bi gairihi, dan wahdaniyah menafikan sifat ta’addud.  Ma’ani (Maknawiyah) : Sifat-sifat allah SWT yang memastikan dan meyakinkan bahwa Allah SWT brsifat dengan difat-sifat tersebut. Sifat-sifat ma’ani ada tujuh yaitu : • Qadiran (Maha Kuasa) • Muridan (Maha Berkehendak) • Aliman (Maha Mengtahui) • Hayyan (Maha Hidup) • Sami’an (Maha Mendengar) • Basiran (maha Melihat) • Mutakalliman (Maha Berfirman) Berperilaku terpuji A. Pengertian berperilaku Huznuzan Huznuzan artinya berbaik sagka, lawan katanya adalah zuuzan yang artinya berburuk sangka. Berburuk sangka dan berbaik sangka merupaka bisikan jiwa , yang dapat di wujudkan melalui perilaku yakni ucapan dan perbuatn.perilaku huznuzan termasuk akhlak terpuji karena akan mendatangkan manfaat. Sedangkan perilaku zuuzan termasuk akhlak tercela karena akan mendatangkan kerugian. B. Contoh-contoh perilaku tercela a. Huznusan terhadap Allah SWT Huznuzan terhadap allah SWT artinya berbaik sangka pada allah SWT, tuhan yang Maha Esa, pencipta Alam Semesta dan segala isinya yang bersifat dengan segala sifat kesempurnaan serta bersih dari segala sifat kesempurnaan serta bersih dari segala sifat kekurangan. Huznuzan terhadap Allah SWT merupakan sikap mental dan termasuk salah satu tanda beriman kepada Allah SWT. Di antara sikap perilaku terpuji adalah : • Syukur Menurut pengertian bahasa, kata syukur berasal dari bahasa Arab, yang artinya teimah kasih.menurut istilah,syukur ialah berterima kasih kepada allah SWT dan pengakuan yang tulus atas nikmat dan karunia_Nya, melalui ucapan, sikap dan perbuatan. Cara bersyukur terhadap Allah SWT adalah sebagai berikut : a) pujiBersyukur dengan hati ialah mengakui dan menyadari bahwa segala nikmat yang di peoleh manusia, merupakan karunia Allah SWT semata dan tidak ada selain Allah SWT yang dapat memberikan nikmat-nikmat itu. b) Bersyukur dengan lidah seperti membaca Alhamdulillah (segala Puji bagi Allah), mengucapkan lafal-lafal zikir lainnya, membaca Al-Qur’an, membaca berbagai buku ilmu pengetahuan, dan melaksanakan amar makruh nahi mungkar. c) Bersyukur dengan amal perbuatan, misalnya mengerjakan shalat, menunaikan ibadah haji jika mampu, berbakti kepada kedua orang tua, dan berbuat baik pada sesama manusia. d) Besyukur dengan harta benda, misalnya dengan jalan membelanjakan harta benda itu dengan hal-hal yang bermanfaat bagi kehidupan dunia dan akhirat. • Sabar b. Huznusan Terhadap diri sendiri • Percaya diri Percaya diri termasuk sikap dan perilaku terfuji yang harus di miliki oleh setiap muslim/muslimah. Muslim/muslimah yang berilmu pengetahuan tinggi dan memilki keterakpilan yang bermanfaat apabila ia percaya diri, tentu ia akan memperoleh keberhasilan dalam hidup. • Gigih Seorang yang berbaik sangka terhadap dirinya, tentu akan berperilaku gigih, karena ia yakin dengan perilaku gigih apa yang diinginkannya akan tercapai. Sikap dan perilaku gigih termasuk akhlakul karimah, yang hendaknya di terapkan antara lain dalam hal berikut :  Menuntut ilmu Ilmu pengetahuan dapat di bagi menjadi dua bagian :  Ilmu pengetahuan tentang agama islam (“ilm hal)  Ilmu pengeahuan umum (“ilm gaeruhal).  Bekerja mencari rezeki yang halal Bekerja mencari rezeki yang halal bisa di lakukan dalam berbagai bidang usaha, misalnya pertanian, peternakan, dan perdagangan.  Berinisiatif Muslim/muslimah yang berprasangka baik terhadap dirinya, tentu akan berkeyakinanbahwa dirinya mampu berinisiatif yang positif dalam bidang yang di tekuninya dan sesuai dengan ke ahliannya. c. Huznuzan terhadap sesama manusia Huznuzan atau berbaik sangka terhadap sesama manusia, merupakan sikap mental terpuji, yang harus di wujudkan melalui sikap lahir, ucapan dan perbuatan yang baik, diridhoi Allah SWT, dan bermanfaat. Sikap, ucapan, dan perbuatan baik, sebagai perwujudan dari khusnuzan itu hendaknya di terapkan dalam kehidupan berkeluarga, bertetangga serta bermasyarakat.  Kehidupan berkeluarga Tujuan hidup berkeluarga yang islami adalah terbentuknya keluarga (rumah tangga) yang memperoleh ridha dan rahmat Allah SWT, bahagi serta sejahtera, baik di dunia maupun akhirat.  Kehidupan bertetangga Tetangga ialah orang-orang yang tempat tinggalnya berdekatan dengan tempat tinggal kita. Kehidupan bertetangga dianggap saling berprasangka baik dan tidak saling mencurigai, apabila mempunyai sikap dan perilaku sbb :  Saling menghormat  Berbuat baik kepada tetangga  Kehidupan bermasyarakat berbangsa dan bernegara Sikap dan perilaku terpuji yang harus di wujudkan dalam kehidupan bermasyarakat berbangsa dan bernegara antar lain :  Terwujudnya kehidupa yang aman, tentram, adil, dan makmur, di bawah ampunan dari ridha Allah SWT  Generasi tua menyayangi generasi muda antara lain dengan membina mereka agar kualitas kehidupannya dalam berbagi bidang positif lebih maju dari generasi tua  Sesama anggota masyarakat atau sesama warga negara hendaknya saling menolong dalam kebaikan serta ketakwaan dan jangan saling menolong dalam dosa serta pelanggaran. Keteladanan rasulullah SAW periode mekkah A. Sejarah dakwah rasulullah SAW periode mekkah 1. Masyarakat arab jahiliah periode mekkah Objek dakwah rasulullah SAW masyarakat arab jahiliah, atau masyarakat yang masih berada dalam kebodohan.kebodohan masyarakat waktu, terdapat dalam bidang agama moral, dan hukum. 2. Pengangkatan nabi muhammad SAW sebagai rasul Muhammad di angkat Allah SWT, sebagai nabi atau rasulnya di tandai dengan malaikat jibril pada tanggal 17 ramadhan 610 M, untuk menyampaikan wahyu pertama yaitu al-Qur,an. 3. Ajaran Islam periode Mekkah Ajaran islam periode Mekkah, yang harus di dakwahkan adalah rasulullah SAW di awal kenabiannya adalah sebagai berikut : a. Keesaan Allah SWT b. Hari Kiamat sebagai hari pembalasan c. Kesucian Jiwa d. Persaudaraan dan pesatuan. B. Strategi dakwah rasulullah SAW periode mekkah Tujuan dakwah rasulullah SAW pada periode mekkah adalah agar masyarakat arab meninggalkan kejahiliaanya di bidang agama, moral, dan hukum, sehinnga menjadi ummat yang meyakini kebenaran kerasulan nabi muhammad SAW dan ajaran islam yang di sampaikannya. Strategi dakwah Rasulullah SAW dalam berusaha mencapai tujuan yang luhur tersebut sbb : a. Dakwah secara sembunyi-sembunyi selama 3-4 tahun Pada masa dakwah secara sembunyi-sembunyi ini, rasulullah SAW menyeruh untuk masuk islam, orang-orang yang beada dalam lingkungan rumah tanggany sendiri dan kerabat serta sahabat dekatnya. b. Dakwah secara terang-terangan Dakwah secar terang-terangan ini di mulai sejak tahun ke-4 dari kenabian, yaknio setetlah turunnya wahyu yang berisi perintah Allah SWT agar dakwah itu dilaksanakan secara terang-terangan. Wahyu tersebut berupa ayat Al-Qur’an surah 26:214-216 . Tahap-tahap dakwah rasulullah SAW secara terang-terangan antar lain sbb : a. Mengundang kaum kerabat keturunan dari bani hasyim, untuk mengakhiri jamuan makan dan mengajak mereka agar masuk islam. Tetapi karena cahaya hidayah Allah SWT waktu itu belummenyinari hati mereka, mereka belum menerima islam sebagai agama mereka. Namun, ada tiga orang kerabat dari kalangan bani Hasyim yang sebenarnya sudah masuk islam, tetapi merahasiakan keislamannya, Mereka adalah Ali bin, jahfar bin Abi thalib, dan said bin haridsa. b. Rasullullah SAW mengumpulkan para penduduk kota mekkah, terutam yang berada dan betempat tinggal di sekitar ka’bah untuk berkumpul di bukit safa yang letaknya tidak jauh dari ka’bah. Rasulullah SAW menyampaikan seruan dakwahnya kepada para penduduk di luar kota mekkah

0 komentar:

Posting Komentar